Profil Swamedikasi Penjualan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) Di Apotek Mida Farma Gresik
DOI:
https://doi.org/10.54445/pharmademica.v1i1.8
Abstrak View:
1002
PDF downloads:
1882
Kata Kunci:
OAINS, swamedikasi, profil penjualanAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil swamedikasi penjualan obat anti inflamasi non-steroid di Apotek Mida Farma I Gresik. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasional, dengan pengumpulan data serta observasi pada kartu stok Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS) bulan Februari 2020 di Apotek Mida Farma I Gresik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urutan profil penjualan terbanyak adalah golongan non-selektif sebesar 86,68%, kemudian urutan kedua adalah golongan selektif COX-2 sebesar 12,32%. Obat yang paling banyak terjual adalah ibuprofen sebanyak 20% dan obat dengan penjualan terendah adalah Aspirin sebanyak 14%. Farmakokinetika ibuprofen adalah mampu menyerap dengan sangat cepat melewati lambung; memiliki kadar plasma maksimum yang telah mencapai 1 sampai 2 jam; dan memiliki efek samping yang rendah
Unduhan
Referensi
Chandra, C., Tjitrosantoso, H., Lolo, W. 2016. Studi penggunaan obat analgesik pada pasien cedera kepala (concussion) di RSUP PROF. Dr .R.D.KANDOU manado. Jurnal Ilmiah Farmasi, Vol.5, No.2, hlm: 197–204.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 189/MENKES/SK/III.2006 Tentang Kebijakan Obat Nasional. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas . Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Eko P.T, 2012. Penggunaan CoxibDalam Tata Laksana Nyeri Nosiseptif. Jurnal Ilmiah Kedokteran. Vol. 43 No. 1 hlm: 23-30.
Menkes RI. 2009. Peraturan Pemerintah No.51 Tentang Pekerjaan Kefarmasian. Jakarta, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.
Menkes RI. 2014. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.58 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit. Depkes RI, Jakarta.
Menkes RI. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan No 73 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 50).
Menkes RI. 2017. Peraturan Menteri Kesehatan No.9 Tentang Apotek (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 276).
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Ramdhan, Rizky Islamy. 2015. Rasionalitas Penggunaan Oains Pada Pasien Rematik Osteoarthritis Rawat Jalan Di Rsud Kabupaten Subang Tahun 2014 Ditinjau Dari (Tepat Diagnosis, Tepat Indikasi, Tepat Obat, Tepat Dosis, Tepat Cara Pemberian, Tepat Pasien). Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan.
Rhamdani. D, 2018. Evaluasi Swamedikasi Obat Analgetik Di Apotek Kiwi Lembang Dengan Metode ATC/AD. Skripsi. Farmasi. Universitas Al-Ghifari Bandung.
Soleha. M,Isnawati. A,Fitri. N,Adelina,Soblia. H.T, dan Winarsih, 2018. Profil Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonstreoid di Indonesia. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.8 No.2 hlm:109-117.
Sugiyono. 2001.Metode Penelitian Administrasi. Hal 12-23. Jawa Barat: ALFABET.
Taufik, Muhammad. 2013. Analisa Penggunaan Non Steroid Anti Inflamatory Drugs (NSAID) Dengan Terjadinya Dispepsia. (Studi Kasus Pada Pasien Reumatik Di Rsud Gunung Jati Cirebon). Skripsi. Univeritas Gajah Mada Yogyakarta.
Tim Medical Mini Notes. 2017. Basic Pharmacology and Drugs Notes. Makasar: MMN Publishing.
World Helath Organization. 2000. Guidelines for the regulatory assessment of medical products for use in self-medication. Geneva: World Health Organization.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2021 Helmi Hanifah, Pemta Tiadeka, Riskha Aulia

Artikel ini berlisensiCreative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.