Kadar Polifenol Total pada Teh Hijau (Camellia Sinensis) Menggunakan Ekstraksi Maserasi dengan Perbandingan Pelarut Etanol – Air

Penulis

  • Dwi Evitasari AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG
  • Erna Susanti AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN PUTRA INDONESIA MALANG

DOI:

https://doi.org/10.54445/pharmademica.v1i1.5

Abstrak View:

1282

PDF downloads:

5602

Kata Kunci:

ekstrak teh hijau, maserasi, polifenol total, spektrofotometri UV-Vis

Abstrak

Teh hijau merupakan salah satu tanaman yang memiliki senyawa aktif polifenol. Polifenol merupakan kelompok senyawa yang berperan sebagai antioksidan alami. Kadar polifenol sangat dipengaruhi oleh perbandingan pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksinya. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kadar polifenol total ekstrak teh hijau hasil maserasi dengan variasi perbandingan pelarut etanol-air 30%, 50%, dan 70%. Dalam penelitian ini, teh hijau diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol - air dengan konsentrasi 30%, 50%, dan 70%. Penentuan kadar senyawa polifenol total pada teh hijau dilakukan berdasarkan metode Follin-Ciocalteu menggunakan spektrofotometri UV-Vis dan menggunakan asam galat sebagai standar. Berdasarkan penelitian, rendemen ekstrak etanol teh hijau dengan konsentrasi etanol 30%; 50%; dan 70% secara berurutan adalah 41,220%; 39,979%; dan 47,971%. Hasil kadar polifenol total ekstrak teh hijau hasil maserasi menggunakan etanol dengan konsentrasi 30%; 50%; dan 70% secara berurutan adalah 11,294 mg GAE/100 g; 16,377 mg GAE/100 g; dan 15,640 mg GAE/100 g. Hasil analisis statistika Anova menunjukkan adanya perbedaan signifikan kadar polifenol total teh hijau hasil maserasi menggunakan etanol dengan konsentrasi 30% dan 50% serta tidak signifikan pada konsentrasi etanol 70%. Kadar total polifenol tertinggi terdapat pada ekstrak teh hijau hasil maserasi menggunakan etanol konsentrasi 50%. Penelitian lebih lanjut disarankan melakukan identifikasi terkait jenis senyawa polifenol yang terdapat di dalam teh hijau.

 

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Referensi

Cabrera, C., Artacho, R., & Giménez, R. (2006). Beneficial effects of green tea—a review. Journal of the American College of Nutrition, 25(2), 79–99.

Connor, A. M., Luby, J. J., Hancock, J. F., Berkheimer, S., & Hanson, E. J. (2002). Changes in fruit antioxidant activity among blueberry cultivars during cold-temperature storage. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 50(4), 893–898.

Gramza, A., Pawlak-Lemañska, K., Korczak, J., Wasowicz, E., & Rudzinska, M. (2005). Tea extracts as free radical scavengers. Polish Journal of Environmental Studies, 14(6), 861.

Heinrich, M., Williamson, E. M., Gibbons, S., Barnes, J., & Prieto-Garcia, J. (2017). Fundamentals of pharmacognosy and phytotherapy E-BOOK. Elsevier Health Sciences.

Javanmardi, J., Stushnoff, C., Locke, E., & Vivanco, J. M. (2003). Antioxidant activity and total phenolic content of Iranian Ocimum accessions. Food Chemistry, 83(4), 547–550.

Kumalaningsih, S. (2006). Antioksidan alami: penangkal radikal bebas. Trubus Agrisarana.

Tuminah, S. (2004). Teh [camellia sinensis OK Var. Assamica (mast)] sebagai salah satu sumber antioksidan. Cermin Dunia Kedokteran, 144, 52–54.

Winarti, S. (2010). Makanan fungsional. Graha Ilmu.

Zulaikhah, S. (2015). Uji Aktivitas Antioksidan, Polifenol, dan Flavonoid Ekstrak Air, Aseton, Etanol Beberapa Varian Daun Kenitu (Chrysophyllum cainito L.) dari Daerah Jember. Universitas Jember.

Unduhan

Diterbitkan

08-10-2021

Cara Mengutip

Evitasari, D., & Susanti, E. (2021). Kadar Polifenol Total pada Teh Hijau (Camellia Sinensis) Menggunakan Ekstraksi Maserasi dengan Perbandingan Pelarut Etanol – Air. PHARMADEMICA : Jurnal Kefarmasian Dan Gizi, 1(1), 16–23. https://doi.org/10.54445/pharmademica.v1i1.5